Ulasan Pasar per 31 Juli 2024

 

 

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir Juli 2024 ditutup menguat 0,19% dilevel 7.255,76. Sektor industri menjadi penopang penguatan IHSG yakni mencapai 1,57%. Pelaku pasar optimis bahwa pemangkasan suku bunga The Fed dapat dimulai pada pertemuan September. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, sebanyak 89,6% pelaku pasar yakin The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang.

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir Juli 2024 (31/07) ditutup positif. Indeks Dow Jones naik 0,24% ke level 40.482,79, indeks Nasdaq menguat 2,64% ke posisi 17.599,40 dan S&P 500 naik 1,58% kelevel 5.522,30. Imbal hasil obligasi AS turun setelah pimpinan Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga pada September mendatang. Penurunan imbal hasil obligasi AS mendongkrak saham-saham perusahaan teknologi.

 

Akhir bulan Juli Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk (capital inflow) di pasar keuangan dalam negeri sebesar Rp 1,93 triliun dalam periode 22 – 25 Juli 2024. Aliran modal asing masuk melalui instrument SBN sebesar Rp 3,37 triliun sedangkan aliran modal asing keluar melalui instrument SRBI sebesar Rp 1,39 triliun, dan melalui pasar saham sebesar Rp 0,05 triliun. Secara kumulatif dari 1 Januari hingga 25 Juli 2024, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp 32,08 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 1,89 triliun di pasar saham dan beli neto Rp 169,41 triliun di SRBI.

 

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar pada perdagangan awal Agustus (02/08) 2024 di pasar spot berada dilevel Rp 16.235, melemah tipis 0,03%. Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca bank sentral AS (The Fed) membuka peluang untuk memangkas suku bunga acuannya dalam waktu dekat. The Fed pada rapat bulan ini lebih memberi sinyal jelas soal pemangkasan suku bunga mulai September mendatang. Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan jika inflasi kini sudah mengarah kepada target sasaran mereka di kisaran 2%.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi tahunan pada Juli 2024 yang tercatat sebesar 2,13% (YoY), lebih rendah dari inflasi tahunan di bulan Juni 2024 yang mencapai 2,51%. Pada bulan Juli tercatat terjadi deflasi sebesar 0,18%, sementara di bulan sebelumnya Juni juga tercatat deflasi sebesar 0,08%. Deflasi ini telah terjadi selama 3 bulan berturut-turut. Penyumbang deflasi adalah turunnya harga-harga volatile food, di antaranya bawang merah, cabai merah, tomat dan daging ayam.

 

Harga minyak dunia diperdagangan awal Agustus 2024 (01/08) dibuka negatif. Minyak jenis WTI melemah 2,1% ke posisi US$ 76,31 per barel sementara harga minyak jenis brent melemah 1,6% ke posisi US$ 79,52 per barel. Harga minyak dunia sempat melonjak dipicu kekhawatiran terganggunya pasokan setelah pimpinan kelompok militer Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran, tak berapa lama setelah seorang komandan senior Hezbollah terbunuh di Beirut. Terganggunya pasokan minyak tidak menjadi kenyataan sehingga harga minyak dunia mengalami penurunan.

 

Bulan Agustus IHSG diprediksi masih akan bergerak fluktuatif dengan support kuat dilevel 7,124. Walaupun The Fed diprediksi akan menurunkan suku bunganya di bulan September, gejolak di pasar keuangan diperkirakan masih belum akan berhenti menyusul kekhawatiran ancaman resesi ekonomi Amerika serta meningkatnya potensi perang antara Iran dan Israel.